Tuesday, February 3, 2015 \\ 0 comment(s)
Memasuki kehamilan usia 17 minggu, salah satu hal menyenangkan yang bisa dilakukan adalah browsing nama anak dan menentukan panggilan untuk orang tua, yang akan berpengaruh sepanjang hidup baik bagi anak nantinya dan juga bagi kami sebagai orangtua. Sebenarnya sejak awal abang udah bilang kalau preferensi pertama, dia mau dipanggil "papi" *wkwkwk (jeje aja ngakak) which is sedikit memberikan clue panggilan buatku yang sejak awal belum punya keinginan mau dipanggil apa. Jadi untuk membuat "serasi" dengan panggilan "papi"pilihan buatku tinggallah "mami", "ibu" atau "bunda", 
Tapiii, ternyata setelah difikir2, ada beberapa hal yang membuatku belum langsung sreg juga...

1. Mami.. kayaknya highclass bener ya hahaha... ga familiar bgt di kuping ku. Atau....

2.Kayaknya bunda. bunda itu mengandung konotasi lemah lembut, tenang, kalem, dan segala sifat kelembutan seorang ibu lainnya, which is super good, tapiiii...apa aku pantas? tongue emoticon kayaknya selama ini sikapku cenderung rock n roll, walaupun hati tetep pop melayu sih *halah. Tapi ya itu, kalau kata sahabatku sih "ya kata-kata kan doa , jadi gpp dipanggil bunda, biar kalau kita mau marah jd ingat kalau seharusnya kita lembut". bener juga sih...
berdasar browsing sana sini, ternyata "bunda" menduduki peringkat tertinggi kesulitan bayi dalam menyebut.. haha. Jadi lebih gampang buat bayi nyebut ayah, mami papi atau mama papa, bahkan ibu. Kebanyakan bayi baru bisa mulai menyebut "bunda" dengan sempurna di usia 20 bulanan, sebelumnya mereka menyebut "buda"...dan bakan "buaahhh" ‪#‎dohh‬

3. Ibu. Udah biasa si dipanggil ibu. Nyaman.... tapi ada yg bilang sebutan ibu itu kurang kekinian hahahah.... ato bisa dibilang kurang spesifik untuk sebutan orang tua. Apa bener begitu?
Untuk pilihan lain, seperti papa-mama, boleh juga sih..dan pastinya itu lebih gampang diucapkan bayi. tapi kayaknya ya belum sreg juga karena abang sejak awal pengin dipanggil papi. 
Nah diantara ketidakjelasan itu, ada satu hal yang kayaknya pasti: aku sendiri tidak akan memanggil suamiku dengan "ayah" "papi" or "papa" for the sake of membahasakan anak. Untuk membahasakan "Nak, tolong ambilkan koran di meja papi" itu masih wajar ya, tapi misalnya untuk mengatakan "Papi, tolong bantuin mami ya" hihi geliiii aku gak bisa melakukan. Jadi sepertinya kami tidak perlu latihan dari sekarang untuk belajar saling memanggil mami papi (atau apapun panggilan kami nantinya). Banyak sih alasanku, diantara yang paling kuat kenapa aku gak bisa memanggil suami dengan "papi" adalah oh my God, he is not my father! selain itu, menurutku anak perlu melihat juga bagaimana mamipapinya saling memanggil satu sama lain, dengan panggilan yang berbeda dari yang dilakukan anak. Kalau selama ini, abang memanggilku dengan "beb" atau "yang" dan sebaliknya aku memanggilnya "bebeb" atau "sayang". Insya Allah itu yang akan dipakai di depan anak-anak (amiin) nantinya.Gitu dulu, kalau ada ide panggilan untuk orang tua, silakan menyumbang mumpung aku masih bingung :)





Layout by ©RISKADPERTIWI. Resources from one, two, three and four. All Rights Reserved.